J.i.ss.H.uu.S.E.i

Aku ‘sedikit’ kenal jisshuusei. Dari yang dulu seorang kenshuusei. Bahkan jauh sebelum itu…
Mereka lah para lelaki gundul dan perempuan yang masih ‘lugu’ yang datang ke tempat aku Bekerja dengan wajah penuh semangat ingin belajar bahasa dan budaya Jepang untuk persiapan mereka ‘berpetualang’ ke Jepang…

Meskipun cuma 2 bulan belajar bersama, (ada yang 4 bulan juga beberapa), aku sedikit mengenal mereka. Tapi aku bukan guru super yang ‘tahu’ banget soal mereka, dan aku percaya mereka ‘makhluk’ yang sedang mencoba lebih mengenal diri mereka. Yang kutahu mereka semua orang baik, insyaAllah.

Ada banyak kisah tentang mereka. Aku cuma tahu beberapa.
Ada yang berasal dari keluarga kaya, keluarga sederhana, bahkan sangat sederhana.
Ada yang yatim, piatu, yatim piatu dan hidup dengan kakek-neneknya. Ada yang berasal dari keluarga lengkap dan sempurna, i mean 2 anak cukup.
Ada yang jomblo, jomblo karena pilihan dan prinsip, jomblo karena terpaksa, ada yang pacaran LDR dan ternyata sekarang setelah ditinggal beneran LDR (Lama-lama Direbut oRang) lintas negara mereka kebanyakan udah putus (aku akan membahas ini di postingan lain).
Ada yang sholeh sholehah rajin sholat dan ngaji.
Ada yang ceria, ada yang memang alay, dan ada yang ‘lempeng’ sampai kuajak becanda pun gak ngefek, senyum aja enggak coba. Kurang lucu apa aku coba.

Kami pernah tertawa bersama, bahkan menangis bersama di kelas. Kami pernah saling berbagi cerita. Kami pernah bernyanyi bersama. Foto bersama juga pernah. ***penting ya??

Oh ternyata, aku merindukan saat-saat itu…

SAat di mana masih belum terbayang Jepang itu seperti apa. Jepang yang masih hanya berupa imej-imej ‘bahagia’ meskipun banyak cerita ‘duka’ tetap saja dianggap biasa karena waktu itu kami belum benar-benar merasakannya…

Sekarang kami di sini.
Aku inget banget, di kelas pertamaku, angkatan 38, kubilang semoga suatu saat nanti kita bisa berkumpul bersama di Jepang. Dan kami semua mengamininya kala itu. Alhamdulillah doa itu benar-benar terkabul meskipun status kami sekarang bukan “guru dan murid”.

Sudah 7 bulan aku merasakan hidup di Jepang. Ya inilah Jepang. Ternyata…
Ada banyak cerita tentang Jepang, orangnya, budayanya, dan semua-muanya. Cuma kali ini aku mau fokus ngomongin jisshuusei.

Mereka datang ke Jepang untuk ‘bekerja’ eh magang maksudnya. Karena itulah, meskipun sama-sama bekerja, gaji mereka lebih sedikit dibanding karyawannya. Tenang, mereka tahu betul soal itu jauh sebelum berangkat ke Jepang. Mereka tahu konsekuensi itu saat tanda tangan kontrak dengan perusahaan itu.

Tapi, sebegimane-sebegimanenya juga, ‘gaji yang paling kecil di Jepang’ itu masih lebih besar dibanding gaji di Indonesia. Gaji yang paling kecil pernah kudengar itu 50.000 yen ***5-6 juta rupiah  sebulan (sumpah ini kecil banget dan susah hidup di Jepang dengan uang segini), sementara yang paling besar sekitar 250.000 yen ***sekitar 25-26 juta rupiah sebulan (percayalah, itu kerjanya capek banget dan gak bisa ngelihat ‘matahari bersinar dengan indah’nya, bahkan mungkin gak libur…

Ya itu salah satu cerita tentang jisshuusei..
image

Aku dulu pernah nyetatus itu di fesbukku. Anggep aja itu dulu isi unek-unekku hahaha.

Tapi benar-benar ingin kusampaikan ke mereka soal itu. Hidup di Jepang itu cuma sementara. Kita akan kembali ke Indonesia dan berkumpul lagi dengan keluarga kita. Percayalah.

Aku gak memaksa mereka untuk berhemat, tidak pergi ke mana-mana, dan tidak boleh beli ini-itu. Tapi selalu ingatlah sempitmu saat kau merasa lapang. Ingatlah gaji sisa sedikit padahal gajian masih lama…

Dulu,
Aku selalu bilang. Yang paling itu kamu, diri sendiri. Jangan jadikan orang tua sebagai alasan kamu pergi merantau. Mereka baik-baik saja tanpa kamu, di manapun kamu berada. Jadikanlah alasan “dirimu”, dengan harapan agar kamu bisa melangkah dengan mencari banyak pengalaman selagi masih muda…
Nah ‘pengalaman’ ini yang masih belum kubahas di kelas hahahaha…

Kalau yang penting itu diri sendiri, berarti ‘boleh piknik’ dong???
Menurutku, wajib. Kalau itu dibutuhkan. Dan piknik gak perlu ‘jauh-jauh’ dan berakhir dengan upload foto di sosmed. Percayalah, upload gak upload gak ada yang peduli kok. ***hidoi
Kalau memang mau setor foto ke keluarga, bisa lewat chat privat atau sesekali saja uploadnya (aku kenal jisshuusei model ini)

Kalau yang penting itu diri sendiri, berarti ‘boleh beli barang-barang kesukaan’ dong???!!
Boleh banget. Kalau itu bermanfaat buat kamu. Bermanfaat sesaat sih iya. Ingatlah, barang itu kamu bawa pulang ke Indonesia atau enggak? Kalau iya, ingatlah beacukai bandara kita. Jangan marah-marah kena razia kalau ternyata barangmu itu melanggar aturan. Atau dipaketin pun, selain nyampe lama juga bakal diobrak-abrik. Helooo kita kenal lah negara kita sendiri. Sebaiknya pikirkan itu…..

Kalau yang penting itu diri sendiri, berarti ‘boleh beli kamera laptop dll’ dong?????
Boleh banget. Duit-duit elo! Buat nyari hiburan, gak ada yang melarang!
Tapi seringlah mengobrol dengan senpai-senpai yang sudah pulang, kira-kira bakal berguna gak ketika sudah pulang. Tapi menurutku, kalau laptop sih masih bisa buat nyari hiburan streamingan lah, gak perlu yang mahal-mahal amat. Kalaupun nanti dijual di Indonesia, ya silakan…

Jisshuusei oh Jisshuusei…
1. Jangan sering upload foto tanpa izin orang/perusahaan yang bersangkutan ya! Sesudah foto dan sebelum diupload, yakinkan minta izin boleh diupload gak?? Apalagi upload foto perusahaan, bikin video dll. Zettai dame!

2. Jangan lupa ibadah!
Ingat! Kuyakin orang tua dan keluarha pasti selalu ngingetin soal ini. Dan mereka percaya kalau kamu benar-benaR menjaga sholatmu lho???

3. Jangan bohong!!
Termasuk bohong soal tiket kereta. Tuhan tahu. Kalau kamu menganggap Jepang menyurangi kalian dengan potongan gaji yg besar, lha wong kamu juga mau kok. Kalau biaya transportasi mahal ya…. dipikir2 lagi kalau mau piknik lah.
Jangan cari dalih apapun untuk kejahatanmu! Bisa jadi kamu cuma korupsi 100 yen tapi ‘ada yang akan dimintai tanggungjawab’mu.
Janganlah…
Cari dan belanjakanlah uangmu dengan cara yang halal..

4.. Stay focus!
Fokus tujuanmu apa! Targetmu sudah terpenuhi belum! Nabung yang banyak! (Buat apa nabung banyak? Buat mendekatkan diri pada Tuhanmu dan keluargamu!!!)

5. Belajar!
Belajar apapun boleh. Bahasa Jepang! 日本語 (Jangan pelit buat beli bukunya!) Fotografi! Belajar agama Islam lebih dalam lagi (termasuk berhijab dengan baik). Apapun lah, asal berkah dan bermanfaat, bikin nyaman tenteram bahagia hati. Lah???!!
Kalau, belajar mencintai seseorang? Eaa nanti aja lah. Mencintai diri sendiri aja belum bisa!! Coba, tahu apa kamu soal dirimu sendiri???

6. Dekatkan dirimu pada Pemilikmu!
Inget, kalau sakit kita cuma sendiri yang merasakan. Yak iyalah…

7. Makanlah makanan yang halal, enak, dan bergizi!
Satu-satunya asupan yang bisa membentuk energi untuk bekerja ya makan ini! Jangan pelit-pelit amat lah buat diri-sendiri!
Daging, bakso, ikan, nasi, sayur buah…

8. Banyaklah bertanya dan sharing dengan senpai…
Bagaimanapun juga senpai sudah berpengalaman duluan. Senpai atau sensei. Belajarlah lebih banyak mendengar. Ambillah hikmah positif dan pengalaman baik dari senpaimu. Ingatlah, kalau mereka baik pasti mereka juga mau berbagi!

9. Good luck and have a safe flight!!! Keep’n touch yaa…

Pengalaman yang pernah kulewati dan kualami selama perantauanku sendiri selama 6 bulan kemarin yang semakin meyakinkan aku, kalau yang tahu diri kita ya kita sendiri. Jadilah baik dengan dirimu sendiri. Biarkan dia menangis kalau memang kecewa. Biarkan dia marah kalau memang pantas untuk marah. Ajarilah dirimu untuk lebih ‘mengenal’ dirinya.
Maka, Jadilah dirimu sendiri. Dan sayangilah dirimu sendiri. Ingat, saat dihisab pun kamu akan sendiri.

DEWI
Memoar yang Tertunda sebagai ‘mantan’ guru Jisshuusei…

2 responses to “J.i.ss.H.uu.S.E.i”

  1. Hai, wakarimashita sensei,
    Arigatou gozaimasu.
    自分自身 に なろう!!!

    Liked by 1 person

    1. Maaf ya kalau sok tahu. Hiks

      Like

Leave a comment

Search